'Taenia solium' Lindungi Tubuh Anda Dari Parasit Ini - Sumatera Executive

Breaking

Saturday, January 20, 2018

'Taenia solium' Lindungi Tubuh Anda Dari Parasit Ini

Taenia solium adalah cacing pita babi yang termasuk dalam keluarga Taeniidae. Infeksi Cacing Pita Babi ialah infeksi usus yang disebabkan oleh cacing pita dewasa Taenia solium.

Infeksi ini biasa ditemukan di Asia, Uni Soviet, Eropa Timur dan Amerika Latin. Di Amerika Serikat jarang terjadi, kecuali di antara kaum pendatang dan para pelancong dari daerah beresiko tinggi.

Indonesia daerah yang banyak terserang penyakit dari hewan parasit ini adalah Papua.


Siklus Hidup Taenia solium

Taenia solium disebut juga cacing pita babi karena memiliki inang perantara babi. Cacing ini berbahaya karena dapat menyebabkan sistiserkosis (en: cysticercosis), yang jauh lebih berbahaya dari kerabatnya taeniasis.

Pada Taenia solium, tidak hanya cacing muda dan cacing dewasa saja yang dapat hidup di
dalam tubuh manusia, akan tetapi sistiserkus juga dapat terbentuk di organ-organ manusia. Bahkan, sistiserkus dapat terbentuk di mata dan otak manusia.


1. Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke lingkungan luar.

2. Inang perantara, yaitu babi memakan makanan yang terkontaminasi telur atau proglotid Taenia solium.

3. Dalam tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot membentuk sistiserkus.

4. Sistiserkus pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.

5. Dalam usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan menempel menggunakan skoleks.

6. Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan terbawa kotoran.

7. Telur cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena makanan yang terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air.

8. Dalam tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant.

9. Sistiserkus dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada jaringan di bawah kulit, juga mata dan otak.


Cacing pita dewasa panjangnya bisa mencapai 240-300 cm. Terdiri dari bagian kepala yang memiliki kait-kait kecil dan badannya mengandung 1000 proglotid (bagian yang mengandung telur). Siklus hidupnya mirip cacing pita sapi, tapi babi hanya merupakan tuan rumah perantara saja. Manusia juga bisa berperan sebagai tuan rumah perantara, dimana telur cacing mencapai lambung bila tertelan atau bila proglotid berbalik dari usus ke lambung. Embrio lalu dilepaskan di dalam lambung dan menembus dinding usus, lalu akan sampai ke otot, organ dalam, otak dan jaringan dibawah kulit, dimana mereka membentuk kista.

Gejala
Infeksi yang bersifat invasif karena cacing pita bermigrasi keluar saluran pencernaan, dapat memicu komplikasi yang lebih berbahaya.

Seringkali orang yang terkena infeksi usus akibat cacing pita tidak merasakan gejala apa pun. Beberapa gejala yang dapat terjadi ketika mengalami infeksi usus antara lain mual, sakit perut, lemah, kehilangan nafsu makan, diare, turun berat badan dan menurunnya kemampuan tubuh menyerap nutrisi makanan.

Bagi yang menderita infeksi usus akibat cacing pita, bagian kepala cacing pita akan menempel pada dinding usus, sementara bagian tubuhnya terus bertambah panjang dan memproduksi telur.

Gejala infeksi invasif akibat cacing pita memiliki kemungkinan menyebabkan kerusakan organ dan jaringan. Gejala yang ditimbulkan seperti  demam, timbulnya benjolan atau kista, reaksi alergi, infeksi bakteri, hingga gejala gangguan syaraf seperti kejang.

Cacing pita jika berada dalam tubuh manusia
1. Terserang Anemia
2. Perut cepat lapar
3. Mengakibatkan Diare
4. Peradangan otak
5. Gangguan pada pernafasan
6. Timbul gatal gatal pada kulit
7. Metabolisme tubuh terganggu

Pencegahan
Masaklah daging sampai betul betul matang pada suhu 100 derajat celsius atau lebih
Hindari makanan yang telah dihinggapi lalat, karean lalat bisa menjadi perantara tercemarnya makanan oleh telur telur cacing pita lewat kakinya, yang tak sengaja hinggap pada daging daging hewan yang mentah.

Biasakan untuk selalu cuci tangan dengan gel khusus pencuci tangan atau pakai sabun antiseptik sebelum bersinggungan dengan alat alat dapur ketika hendak memasak.

Pengobatan                        
Infeksi cacing pita dapat diperiksa menggunakan sinar-X, ultrasound, CT-scan, ataupun MRI. Pemeriksaan lain juga mungkin dilakukan, seperti tes darah atau tes fungsi hati.


Umumnya pengobatan akibat cacing pita adalah obat oral. Obat ini akan membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja. Jika cacing pita tergolong besar, kemungkinan penderita mengalami kram perut saat proses tersebut. Dokter akan mengecek ulang tinja sekitar tiga bulan setelah pengecekan pertama, yaitu saat pengobatan selesai. Salah satu jenis obat cacing yang banyak digunakan untuk cacing pita adalah praziquantel.

Selain itu, ada pula obat lain yang dapat digunakan membasmi cacing pita yaitu albendazole dan nitazoxanide. Obat mana yang akan diberikan, tergantung dari jenis cacing pita dan lokasi terjadinya infeksi.

Diberikan niklosamid atau prazikuantel per-oral (melalui mulut).

Pengobatan Dengan Resep tradisional

Minumlah sehari tiga kali ramuan tradisional buatan sendiri yang tidak ada efek samping. Ramuan tradisional dari buah dan manggis serta daun sirsak untuk menghambat perumbuhan cacing pita serta mengeluarkan cacing pita yang telah terlanjur berada dalam tubuh lewat buang air besar.



# SE-003/ Gan/ parasitesinhumans.org/ biologydiscussion.com/ bioweb.uwlax.edu

No comments:

Post a Comment

PT.Sumatera Executive News Mengucapkan, Selamat datang di Website www.sumateraexecutive.com, Terima kasih telah berkunjung.. Semoga Anda puas